Banyak buku yang isinya mengulas kalimat yang lebihkurangnya seperti judul di atas. Kalimat (pernyataan) yang tepat mungkin saja tidak begitu, kemudian dibuat kalimat pernyataan baru dengan maksud lebih menyederhakan dan untuk lebih mudah dimengerti.
Kalimat yang bersumber dari pelajaran kai Ambulung adalah
(1) hendaklah ia mematikan dirinya, sebelum ia mati dan
(2) matikan dirimu lebih dahulu, sebelum datangnya mati pada dirimu (sabda Rasulullah).
Untuk memaham secara keseluruhan kalimat pernyataan di atas, kita pilah dulu menjadi “sebelum kau mati” dan kemudian “matikan diri mu”.
Sebelum kau mati
Pernyataan secara harfiah, tentu yang dimaksud mati adalah “kiamat diri” atau “meninggal dunia”. Dikatakan meninggal dunia karena ruh meninggalkan dunia, jasadnya atau jasmaninya. Jadi yang mati itu adalah tubuh kita. Padahal yang sebenarnya tubuh kita ini memang mati. Kenapa harus dimatikan lagi, kan sudah mati. Kalau begitu kita mati 2 kali donksenyum? Repot juga. Tidak begitu maksudnya. Maksudnya karena tubuh kita dihidupkan, menyebabkan kita merasa hidup, yang sebenarnya tidak hidup.
Misalnya robot di film kanak-kanak yang sering mengucapkan “berubaaah” – Power Ranges. Setelah menjadi robot, ia merasa hebat. Berkelahi, terbang, berbicara dan sebagainya. Si robot bangga, tapi ia lupa bahwa semua itu atas kendali 4 orang (kostum putih, hitam, merah dan kuning) yang ada dalam tubuhnya. Itu kira-kira sebagai ilustrasinya.
Jadi “sebelum kau mati”, kita diingatkan bahwa tubuh yang suduh dihidupkan akan dimatikan kembali. Ruh yang telah ditiupkan akan diambil kembali .
Matikan diri mu
Ini suatu ucapan pernyataan yang bersifat perintah; mu katakan saja adalah kita. Jadi kita diperintah untuk mematikan diri kita sendiri, sebelum ruh yang telah ditiupkan akan diambil kembali. Timbul pertanyaan :
(1) “kenapa kita diperintah”. Padahal kita tahu bahwa sesungguhnya diri kita ini mati.
“KU tiupkan sebagian dari ruh KU, agar adam dapat hidup”. Setelah adam dihidupkan, timbullah keakuan pada dirinya. Si adam bangga. Aku melihat, aku mendengar, aku pandai, aku jago, aku tampan atau cantik, aku bahenol, aku kaya, aku dermawan, aku penyabar, aku alim, aku haji, aku berdarah-biru (bangsawan, ningrat), aku pejabat, dia bisa jadi begini atau begitu karena aku, dan lain sebagainya. Semuanya “aku”.
Keakuan inilah yang menjadikan kita sombong, angkuh, dan macam-macam lagi. Keakuan inilah yang menjadikan kita sebagai tuhan. Sadar atau tidak bahwa kita hidup karena dihidupkan oleh Allah swt.
Nah keakuan inilah yang harus kita matikan. Maksudnya keakuan kita itu jangan dijadikan budaya. Karena semua keakuan kita itu milik Tuhan Allah. Bahkan seluruh jasmani dan rohani itu milik NYA. Hanya DIA yang kuasa dengan segala bentuk dan corak keakuan NYA.
(2) “kenapa kita diperintah”; kalau mau kembali seutuhnya.
Setiap pribadi kita pasti tahu, sejak kita dilahirkan putih-bersih bagaikan salju. Kita juga tahu, bagaimana debu-kekotoran yang telah melekat di hati masing-masing yang akhirnya mendarah-daging. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita diperintah untuk membersihkannya.
Mungkin ada yang bertanya “bagaimana cara untuk mematikan/meniadakan keakuan kita itu”. Jawabannya sederhana “jangan suka mencuri atas kepemilikan Allah”.
Banyak cara untuk mematikan diri dan biasanya bersumber dari kaum sufi. Bisa diperoleh dari kitab atau buku yang telah beredar di pasaran maupun yang tersembunyi.
Cara yang sederhana dan aplikatif adalah “perbanyak istigfar karena kita suka mencuri”, “perbanyak hamdalah karena kita sering lupa atas segala nikmat yang telah diberikan” dan “perbanyak zikrullah karena kita sering lupa kepada Kuasa Sang Pencipta”. Perlu kita ingat, itu semua atas Kuasa Allah swt. Perlu kita ingat, gerak dan diam kita atas Ijin Allah swt. Perlu kita ingat, kita tak kuasa dan daya kecuali atas Kehendak Allah swt.
Mungkin ada lagi yang masih bertanya. Bagaimana dengan sholat 5waktu? Sholat itu “baju atau pakaian”. Kalau kita tidak pakai baju, iya bugil namanya. Malu kan dilihat orang. Si kumbang gelantungan. Si kembang porak-poranda.
Sumber :
https://xmantankasay.wordpress.com/spirit/matikan-diri-mu-sebelum-kau-mati/