Dua menit, 1 detik, inilah lama waktu hidup kita sebenarnya di dunia ini. Dalam hal ini, relativitas waktu mengambil peranan, komparasinya adalah waktu 1 harinya Allah yang menurut perhitungan kita sama dengan 50.000 tahun.
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya 50.000 tahun.” (QS. Al Ma ‘arij: 4)
Sedikit mengutip dari buku “Beyond the Inspiration“-nya Felix Siauw, angka 2 menit 1 detik tersebut didapat dari perhitungan:
diketahui: rata-rata umur manusia adalah 70 tahun,
Bila, 50.000 tahun = 1 hari
maka, 70 tahun = x hari
maka x (hari) = (70 tahun/50.000 tahun) x 1 hari
x = 0,0014 hari
x = 2 menit 1 detik
Dua menit 1 detik! Bayangkan! Betapa sebentarnya waktu hidup kita di dunia ini bila dibandingan dengan lamanya waktu hidup kita 1 hari saja di akhirat. Tapi kenapa kita, wabil khusus saya, lebih senang menukar kehidupan kita yang sebentar di dunia ini, dengan kehidupan akhirat yang abadi? Kita lebih senang mengisi hidup kita dengan kesia-siaan: stalking, main game, bercanda berlebihan, pacaran bagi yang pacaran, bermaksiat, dll.
Sedangkan dalam 1 detik yang kita sia-siakan, sebenarnya ada hak Allah yang mesti kita ibadahi. Shalat nanti dulu, sedekah uang sisa, puasa kalau Ramadhan aja. Kenapa? Kenapa kita berlaku seperti itu? Kenapa saya berlaku seperti itu. Kenapa kita lebih senang menunda-nunda kebaikan dan menyangka kalau waktu hidup kita akan lebih lama dari yang kita prasangka-kan?
Kenapa kita tidak bisa lebih bersabar dengan ujian hidup di dunia yang ‘sebentar’, yang hanya 2 menit 1 detik ini demi meraih kenikmatan yang lebih abadi? Kenapa kita tidak bisa lebih bersabar dalam ketaatan, lebih bersabar untuk menunda kenikmatan yang sesaat milik dunia yang fana ini untuk sebuah kenikmatan yang sejati?
Kenapa kita tidak ingat akan sebuah percakapan yang niscaya terjadi di Padang Mahsyar sana, kelak, antara kita dengan Allah:
Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.”
Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.”
(QS. Al Mu’minun: 112-114)
Kenapa kita lebih mencintai dunia yang sebentar ini?
“Ada kecintaan apa aku dengan dunia? Aku di dunia ini tidak lain kecuali seperti seorang pengendara yang mencari keteduhan di bawah pohon, lalu beristirahat, kemudian meninggalkannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2377, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi)
Kenapa kita berjudi dengan 2 menit, 1 detik?! Mengisinya dengan kesenangan semu, tak peduli kalau ada nikmat yang abadi di akhirat kelak?
Tidaklah dunia bila dibandingkan dengan akhirat kecuali hanya semisal salah seorang dari kalian memasukkan sebuah jarinya ke dalam lautan. Maka hendaklah ia melihat apa yang dibawa oleh jari tersebut ketika diangkat?” (HR. Muslim no. 7126)
Lalu apa yang bisa dilakukan makhluk lemah bernama manusia untuk mengisi waktu yang hanya 2 menit 1 detik saja?!
Sumber dan Gambar :
https://aldhiwanalfatih.wordpress.com/2014/04/28/2-menit-1-detik/